29 Mart 2015 Pazar

Hadits Arba'ın Nawawiyah – Hadits Kesembilan Belas

بسم الله الرحمن الرحيم
الأربعون النووية - الحــديث التاسع عشر
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :
كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ :
يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ  يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ،
رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي:
احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ،
وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ،
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].

Imam an-Nawawi Hadist Arba'in - Terjemah Hadist Ke-19 :
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata :
Suatu saat saya berada dibelakang nabi shallallahu`alaihi wa sallam, maka    beliau bersabda :
Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu empat perkara:
    Jagalah Allah1, niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu2. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika suatu umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering3 .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih).
Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan:
Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di depanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang tidak ditakdirkan atasmu tidak akan menimpamu dan apa yang menimpamu itulah yang ditakdirkan atasmu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).
Kandungan Hadist :
1.Perhatian Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2.Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
3.Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat.
4.Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
5.Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
6.Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala.
7.Menghormati waktu dan menggunakannya untuk sesuatu yang bermanfaat sebagaimana Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.
Tema-tema hadits :
1.Menyiapkan generasi beriman: 4 : 9, 25 : 74, 46 :15
2.Allah tempat bergantung dan berlindung: 1 : 5, 112 : 2
1.Musibah dan keberuntungan hanya datang dari Allah: 64 : 11, 9 : 51, 7 : 188, 10 : 49.
1.Maksudnya adalah bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2.Dengan pertolongan dan perlindungan-Nya
3.Maksudnya adalah segala sesuatu telah ditakdirkan dan dibukukan pencatatannya oleh Allah ta’ala.

Hadits Arba'ın Nawawiyah – Hadits Pertama

أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلٰى رَسُولِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَ اَصْحَابِه أَجْمَعِينَ
الحــديث الأول - الأربعون النووية - الحــديث الأول
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Imam an-Nawawi Hadist Arba'in – Hadits Pertama - Terjemah Hadist Ke-1 :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata:
“Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya setiap perbuatan 1) tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan 2). Siapa yang hijrahnya 3) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”.
(Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).
Kosa kata:
امرء : Seseorang
الأعمال ج العمل : Perbuatan
نوى : (Dia) niatkan
امرأة : Seorang wanita
Catatan:
1. Yang dimaksud perbuatan di sini adalah amal ibadah yang membutuhkan niat.
2. Niat adalah keinginan dan kehendak hati.
3. Makna kata "Hijrah" secara bahasa: meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya: meninggalkan negeri kafir menuju negeri Islam dengan maksud bisa melakukan ajaran agamanya dengan tenang. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekkah ke Madinah sebelum Fathu Makkah (Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).
4. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu bagian dari ketiga unsur tersebut. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata," Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata," Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
5. Sebab dituturkannya hadits ini, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama: “Ummu Qais” bukan untuk meraih pahala berhijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Kandungan Hadist:
1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhaan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

28 Mart 2015 Cumartesi

Ibn Ata'illah Iskandari - Al-hikam al-'Ata'iyyah - If you make intense...


عبد الكريم بن عطاء الله السكندري - الحكم العطائية -  الحكمة السادسة :
لا يكن أمد تأخر العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجباً ليأسك،
فهو ضمن لك الاستجابة فيما يختاره لك، لا فيما تختاره لنفسك،
و في الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد

"If you make intense supplication and the timing of the answer is delayed,
do not despair of it.
His reply to you is guaranteed; but in the way He chooses,
not the way you choose, and at the moment He desires,
not the moment you desire."

"Jika engkau memohon (kepada Allah) namun jawaban atas permohonan tsb tertunda, maka janganlah berputus asa.
Balasan dari-NYA merupakan jaminan; namun dengan cara yang dikehendaki-NYA, bukan dengan cara yang kau inginkan, dan pada saat yang menurut-NYA paling tepat, bukan pada saat yang engkau mau."

https://purehearts.wordpress.com/kitabul-hikam/